Sabtu, 12 Maret 2011

Sosialisasi


A. DEFINISI
a.  Menurut David Gaslin, sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat.
b. Menurut Harton dan Hunt, sosialisasi adalah sebagai proses dimana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat dia hidup sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik
c. Menurut Karel J. Veger, sosialisasi adalah suatu proses belajar.
B. TUJUAN
a. Membekali  seseorang dengan keterampilan tertentu.
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
c. Mengendalikan fungsi-fungsi organik yang melalui latihan mawas diri yang tepat.
d. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
C. TAHAP
A.Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
B.Tahap meniru (Play Stage)
Dalam tahap ini, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai meniru peran yang dijalankan oleh orang tuanya, kakaknya, tetangganya atau orang yang berinteraksi dengannya  (Significant other). Contoh, kita sering melihat anak kecil bermain menjadi dokteratau menjadi polisi.
C. Tahap siap bertindak (Game Stage)
Pada tahap ini, seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi . Anak tersebut sudah menyadari peran yang ia jalankan dan peran yang dijalankan orang lain.
D. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas (generalized others) , tidak sekedar oarang-orang terdekatnya (significant others). Dalam tahap ini, ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peran dirinya dan peran orang lain. Contoh, sebagai siswa ia memahami peran guru.

4. AGEN/MEDIA/SARANA
A. Keluarga
                Agen sosialisasi yang meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada di luar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadang kala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter). Menurut Gertrudge Jaeger peran agen sosialisasi pada tahap awal, terutama peran orang tua sangat penting.
B. Teman pergaulan
Setelah anak dapat berjalan, berbicara, dan bepergian, ia mulai bertemu dan berinteraksi dengan teman sebayanya, yang biasanya berasal dari keluarga lain. Pada tahap ini, anak memasuki game stage, fase dimana ia mulai mempelajari berbagai aturan tentang eranan orang-oran yang kedudukannya sederajat. Dengan bermain mulai  mengnal nilai keadilan, kebenaran, toleransi atau solidaritas. Contohnya bermain dengan teman tidak boleh curang.
C. Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
D. Media massa
Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), dan media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan. Jika pesan-pesan yang disampaikan setiap pelaku sosialisasi sepadan, maka proses sosialisasi berlangsung lancar. Sebaliknya, jika saling bertentangan, akan dijumpai kecenderungan seseorang mengalami konflik pribadi.
5.BENTUK
                A. Sosialisasi primer adalah sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia. Berger dan Luckman menjelaskan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dimana ia belajar menjadi anggota masyarakat. Hal itu dipelajarinya dalam keluarga. Sosialisasi primer akan memengaruhi seorang anak untuk dapat membedakan dirinya dengan orang lain yang ada di sekitarnya.
                B. Sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu kedalam lingkungan diluar keluarganya, seperti sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar